Tahfidz

Menjadi penghafal Al Qur’an adalah pilihan dan siapapun yang menyibukkan diri mereka dengan Al Qur’an berarti Allah telah memilihnya untuk menjadi ahliNya di dunia.

Usman, MA

Ketua Lembaga Tahfizh

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

Warisan yang paling berharga bagi ummat Islam sepeninggal Rasulullah SAW adalah kitab suci Al Qur’an dan Sunnahnya yang telah tertuang dalam kitab-kitab hadits para ulama. Al Qur’an hadir sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia juga menjadi satu-satunya kitab suci yang dihafalkan oleh banyak manusia di dunia ini. Tidak satupun kitab suci yang dihafalkan oleh banyak orang seperti orang menghafalkan Al Qur’an, karena itulah makanya Al Qur’an akan selalu diingat di dalam hati dan pikiran para penghafalnya.

Warisan yang paling berharga bagi ummat Islam sepeninggal Rasulullah SAW adalah kitab suci Al Qur’an dan Sunnahnya yang telah tertuang dalam kitab-kitab hadits para ulama. Al Qur’an hadir sebagai petunjuk dan pedoman hidup manusia juga menjadi satu-satunya kitab suci yang dihafalkan oleh banyak manusia di dunia ini. Tidak satupun kitab suci yang dihafalkan oleh banyak orang seperti orang menghafalkan Al Qur’an, karena itulah makanya Al Qur’an akan selalu diingat di dalam hati dan pikiran para penghafalnya. Bahkan Al Qur’an adalah kitab yang terjaga dan telah dijamin oleh Allah keasliannya. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah:

إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُۥ لَحَٰفِظُون

Artinya; “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS. Al-Hijr: 9).

Di sisi lain jika melihat Rasulullah SAW dan para sahabatnya dalam kegigihan mereka mempelajari,mentadabburi dan menghafal ayat-ayat Al Qur’an, maka difahami bahwa secara tidak langsung Tahfiz Al Qur’an adalah merupakan salah satu cara Allah menjaga kemurniaan, kelestariannya dan juga dengan tahfiz ini akan memelihara kesucian serta kemuliaannya. Tahfiz Al Qur’an pada hakikatnya adalah pekerjaan yang terpuji dan amal mulia, yang sangat dianjurkan Rasulullah .

Hal ini berdasarkan dari isyarat hadits yang disampaikan oleh Rasulullah SAW , yang berbunyi:

يَجِىءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ حَلِّهِ فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ زِدْهُ فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ ثُمَّ يَقُولُ يَا رَبِّ ارْضَ عَنْهُ فَيَرْضَى عَنْهُ فَيُقَالُ لَهُ اقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً

Artinya; “Al-Quran akan datang pada hari kiamat, lalu dia berkata, “Ya Allah, berikan dia perhiasan.” Lalu Allah berikan seorang hafiz al-Quran mahkota kemuliaan. Al-Quran meminta lagi, “Ya Allah, tambahkan untuknya.” Lalu dia diberi pakaian perhiasan kemuliaan. Kemudian dia minta lagi, “Ya Allah, ridhai dia.” Allah-pun meridhainya. Lalu dikatakan kepada hafiz quran, “Bacalah dan naiklah, akan ditambahkan untukmu pahala dari setiap ayat yang kamu baca.”. (HR. Turmudzi).

 

Di dalam riwayat lain Rasulullah SAW juga bersabda:

 

يجيء القرآن يوم القيامة كالرجل الشاحب يقول لصاحبه : هل تعرفني ؟ أنا الذي كنتُ أُسهر ليلك وأظمئ هواجرك ، وإن كل تاجر من وراء تجارته وأنا لك اليوم من وراء كل تاجر فيعطى الملك بيمينه والخلد بشماله ويوضع على رأسه تاج الوقار ، ويُكسى والداه حلَّتين لا تقوم لهما الدنيا وما فيها ، فيقولان : يا رب أنى لنا هذا ؟ فيقال لهما : بتعليم ولدكما القرآن.

 

Artinya; “Al-Qur’an datang pada hari kiamat seperti lelaki pucat, menanyakan kepada pemiliknya, “Apakah kamu mengenaliku? Saya yang dahulu dimana saya begadang malam hari dan (menahan) dalam kehausan. Sesungguhnya setiap pedagang dibelakang ada perniagaannya. Dan saya sekarang untuk anda dibelakang semua pedagang. Dan diberikan kerajaan (Malik) dikananya dan Khuldi (kekal) di kirinya serta ditaruh di atas kepalanya mahkota wiqor. Dipakaikan untuk kedua orang tuanya dua gelang yang tidak ada (bandingan) nilainya dunia dan seisinya. Keduanya mengatakan,”Wahai Tuhan, dari manakah ini? Dikatakan kepada keduanya, “Karena hasil pengajaran Al-Qur’an kepada anak anda berdua”. (H.R Thabrani).

 

Selain hadits yang disebutkan di atas tentu masih banyak lagi ditemukan pesan-pesan Rasulullah SAW terkait dengan keutamaan dan kemuliaan jadi penghafal Al Qur’an. Namun kedua hadits tersebut setidaknya sudah mampu memberikan motivasi dan gambaran betapa sebenarnya ummat Islam di tuntut untuk senantiasa selalu dekat dengan Al Qur’an, baik dengan lewat bacaan, tadabbur dan menghafalnya.

Oleh karena itu tidak lagi mengherankan tradisi tahfidzul qur’an masih tetap dilakukan oleh umat Islam di berbagai belahan di dunia ini. Kajian terhadap tahfiz Al Qur’an dirasakan sangat signifikan untuk dikembangkan, bahkan banyak lembaga pendidikan Islam di Indonesia saat ini yang menggalakkan dan mengembangkan program tahfiz Al Qur’an.

 

Hal ini menunjukkan antusiasme masyarakat muslim Indonesia yang tinggi untuk menghafal Al Qur’an dan menjadikan anak-anak mereka sebagai penghafal Al Qur’an. Tren ini juga sebagai tanda akan kemajuan pendidikan Islam, meskipun sebetulnya menghafal Al Qur’an bukanlah suatu hal yang baru bagi umat Islam, karena jauh sebelum hari inipun semangat menghafal Al qur’an sudah dilakukan oleh para sahabat-sahabat Nabi SAW dan generasi sesudahnya.

Fenomena tersebut merupakan indikasi kesadaran masyarakat tentang keutamaan menghafal al-Qur’an. Ini juga menunjukkan bukti bahwa Allah telah memudahkan hamba-Nya yang mau mempelajari al-Qur’an, sebagaimana tersebut dalam firman-Nya QS. Al-Qamar ayat 17 yang berbunyi:

وَلَقَدۡ يَسَّرۡنَا ٱلۡقُرۡءَانَ لِلذِّكۡرِ فَهَلۡ مِن مُّدَّكِرٖ

Artinya; ”Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan al Qur’an untuk diingat…”

Kemudahan yang diberikan mencakup segala aspek meliputi kemudahan membaca, kemudahan, menghafal, kemudahan mempelajari dan kemudahan menulis. Disamping itu, juga merupakan bentuk jaminan Allah terhadap pemeliharaan keaslian dan kemurnian Al Qur’an meskipun telah diturunkan ribuan tahun silam.

Demikian signifikan dan mulia kedudukan orang-orang yang menghafal al Qur’an dalam rangka berkhidmat kepada Allah. Berawal dari signifikansi ini maka banyak lembaga pendidikan ingin mencetak kader-kader penghafal Al Qur’an. Berbagai macam cara dan strategi dilakukan dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Meskipun usaha-usaha telah dilakukan, namun kenyataannya tidak sedikit lembaga pendidikan Islam yang mengalami kesulitan bahkan kegagalan dalam melaksanakan pendidikan tahfiz al-Qur’an ini.

Diantara kesulitan itu adalah karena jumlah ayat Al Qur’an itu banyak dan banyak ayat Al Qur’an yang memiliki kesamaan dan kemiripan, sehingga biasanya membutuhkan waktu yang lama untuk bisa menghafal seluruh ayat. Dengan demikian, bagi siapapun orang atau lembaga pendidikan Islam manapun yang ingin mensukseskan program tahfidz Al Qur’an, diperlukan strategi pembelajaran tahfiz.

Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dan mengantisipasi kegagalan-kegagalan, maka diperlukan strategi-strategi yang tepat supaya lembaga-lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan tahfiz mencapai keberhasilan.

Salah satu lembaga pendidikan yang berkembang saat ini adalah Yayasan Hajjah Rahmah Nasution Perguruan Al Azhar Medan juga tidak ketinggalan mengambil bagian tersebut, yaitu tahfiz Al Qur’an lalu kemudian memasukkannya sebagai salah satu program unggulan di perguruan Al Azhar Medan.

Tentunya program ini sebagai upaya Yayasan untuk mewujudkan Visi Misi al Azhar sebagai Wadah intelektual muslim dan muslim intelektual. Di sisi lain program ini juga sebagai upaya menanamkan kecintaan siswa terhadap Al Qur’an serta agar dapat merealisasikan pesan-pesannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam proses mensukseskan program tahfiz ini maka Lembaga Tahfiz membuat target-target hafalan tertentu untuk setiap kelompok kelas yang ada. Target yang dimaksud diharapkan akan dapat diselesaikan siswa dengan baik ketika mereka menamatkan pendidikannya di setiap jenjang pendidikan.

LANGKAH-LANGKAH DAN METODE PEMBELAJARAN TAHFIZ DI PERGURUAN AL-AZHAR MEDAN.

A.Tujuan

Tujuan dari pedoman ini adalah untuk memberikan panduan bagi unit dan guru tahfiz dalam mengelola program tahfiz, serta memudahkan mereka dalam menjalankannya sehingga target hafalan yang direncanakan dapat tercapai dengan baik sesuai harapan.

B. Pengertian

Program Tahfiz ini adalah sebuah program unggulan dipergurruan Al-azhar untuk melahirkan generasi-generasi terbaik yang berbasiskan Al-quran. Generasi gur’ani adalah generasi yang sangat dibutuhkan dimasa mendatang.

PELAKSANAAN

A.Rekrutmen Siswa

Dalam perekrutan calon peserta didik atau siswa tahfizh Qur’an setidaknya ada dua langkah teknis sebagai syarat yang harus dilaksanakan dan di lalui para peserta didik.

  1. Formal
    Peserta didik telah dinyatakan lulus pada jenjang pendidikan tertentu, yakni : SD, SMP dan SMAS dan telah mengisi formulir pendaftaran masuk di perguruan Al Azhar Medan.
    Peserta didik telah dinyatakan lulus di perguruan Al Azhar Medan melalui tes ujian masuk, baik secara lisan maupun tulisan.
    Peserta didik pindahan dari sekolah lain harus memberikan Surat Keterangan Pindah Sekolah dan telah dinyatakan lulus dan diterima di perguruan Al Azhar Medan
  2. Non Formal
    Peserta didik atau siswa memilih sendiri dan dengan persetujuan orangtua untuk di tempatkan di kelas tahfiz.
    Peserta didik atau siswa kelas tahfiz adalah siswa yang telah dinyatakan lulus ujian seleksi dengan memberikan bukti keterangan lulus atau berdasarkan data yang dihimpun dari panitia seleksi ujian.
    Peserta didik atau siswa pindahan dinyatakan lulus dan diterima di kelas tahfiz berdasarkan hasil tes ujian dengan kategori kwalitas bacaan Qur’an,hafalan dan kwantitas hafalan yang dimiliki siswa.

 

B. Materi Ujian

Untuk materi ujian seleksi masuk kelas tahfiz setidaknya meliputi:

  1. Tilawah
  2. Tajwid
  3. Makhraj
  4. Hafalan

Tilawah yang dimaksud adalah kemampuan baca yang dimiliki oleh calon siswa kelas tahfizh, tajwid dan makhraj yang dimaksud adalah kemampuan siswa dalam membaca Al Qur’an dengan baik dan benar yang meliputi hukum-hukum bacaan, seperti izhar, ikhfa, iqlab, idgham, bacaan mad dan lain-lainnya. Sementara hafalan yang dimaksud adalah kemampuan siswa menghafal ayat yang sudah ditentukan dalam durasi waktu yang sudah ditentukan oleh peguji.

C. Standart Nilai Input Siswa

Dalam rangka menjaga dan meningkatkan kwalitas output/lulusan dari waktu ke waktu dalam bidang tahfiz, maka perlu di buat standart minimal nilai input calon anak kelas tahfiz. Dalam hal ini calon siswa kelas tahfiz akan dinyatakan lulus apabila mendapatkan nilai keseluruhan dari materi yang diujiankan minimal 50%. Nilai itu diambil berdasarkan hasil akumulasi keseluruhan dari kategori penilaian yang sudah diatur. Sementara uraian teknis penilaiannya adalah sebagai berikut:

  1. Nilai baca Al Qur’an 25%
  2. Nilai Tajwid 25%
  3. Nilai Makhraj 25%
  4. Hafalan 25%

D. Klasifikasi Siswa Kelas Tahfiz

Setelah melakukan proses penilaian input siswa atau penjaringan tahfiz dilaksanakan,maka siswa akan dapat digolongkan menjadi 4 kategori:

  1. Mahir (siswa yang mendapatkan hasil ujian di atas 90%)
  2. Sedang (siswa yang mendapatkan nilai hasil ujian di atas 70%)
  3. Kurang Mahir (siswa yang mendapatkan hasil ujian di atas 50%).
  4. Tidak Mahir (siswa yang mendapatkan nilai di bawah 50%)

Penentuan klasifikasi siswa seperti di atas sangat penting dilakukan karena akan mempengaruhi metode pembelajaran yang akan diterapkan nantinya pada saat proses belajar mengajar sudah berjalan. Siswa yang kategori mahir akan berbeda metode belajarnya dengan siswa yang sedang atau kurang mahir. Oleh karena itu memahami kondisi siswa yang diajari akan menentukan langkah pembelajaran berikutnya.

E. Pembelajaran Tahfiz

Untuk memudahkan proses pembelajaran tahfiz maka diperlukan beberapa persiapan sebelum memulai program ini, sebagai panduan guru dalam mengajar, begitu juga untuk memudahkan siswa dalam menerima pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Adapun persiapan  tersebut meliputi:

Penentuan Mushaf

  1. Menseragamkan Mushaf Al Qur’an (cetakan Al Qur’an) yang dipakai
  2. Mushaf yang dipakai adalah mushaf cetakan Madinah
  3. Mengkonsistensikan pemakaian mushaf (tidak gonta-ganti mushaf).

F. Management Waktu dan tempat Pembelajaran

  1. Waktu dan Jumlah jam pembelajaran
  2. Tempat Pembelajaran
  3. Sekolah
  4. Lokal
  5. Lapangan terbuka
  6. Ruang tahfizh
  7. Luar sekolah
  8. Rumah
  9. Asrama tahfiz atau Rumah Tahfiz

G. Etika Pembelajaran Tahfiz

Salah satu persiapan penting dalam memulai pembelajaran tahfiz adalah menjaga etika atau akhlak. Etika yang dimaksud bukan hanya sekedar akhlak antar sesama namun juga etika disaat bersinggungan dengan Al Qur’an. Oleh karena Al Qur’an ini suci,maka siapapun yang ingin berinteraksi dengannya baik sekedar membaca ataupun menghafalnya seharusnya dalam keadaan suci atau berwudhu’.

Kemudian meluruskan niat adalah termasuk bagian dari etika dalam berinteraksi dengan Al Qur’an. Hal ini juga mempertegas bahwa membaca, menghafal serta mentadabburi Al Qur’an merupakan ibadah, maka orientasinya adalah semata-mata hanya mengharapkan ridha Allah SWT bukan mencari sensasi ataupun mengharapkan pujian dari manusia.

H. Komitmen dan Konsistensi

Menjadi penghafal Al Qur’an adalah pilihan dan siapapun yang menyibukkan diri mereka dengan Al Qur’an berarti Allah telah memilihnya untuk menjadi ahliNya di dunia. Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya:

إِنَّ لِلهِ أَهْلِينَ مِنْ النَّاسِ»، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ هُمْ؟ قَالَ: «هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ، أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ

Artinya: Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan hamba pilihanNya,” (HR. Ahmad).

Begitulah mulianya mereka para penghafal Al Qur’an sampai Allah menjadikan mereka keluarga Allah di dunia dan tentu kelak di akhirat para penghafal Al Qur’an mendapatkan tempat yang istimewa di sisiNya bersama para nabi-nabi serta orang-orang shaleh. Namun dalam kenyataannya banyak para penghafal Al Qur’an semangat menghafalnya ternyata hanya di awal saja dan ketika sudah berjalan mereka mulai jenuh, bahkan meninggalkannya sehingga semua yang mereka hafal sebelumnya hilang tak bersisa.

Penyebabnya bisa jadi karena orientasinya menghafal bukan semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT dan juga kurangnya pengetahuan tentang metode menghafal Al Qur’an. Untuk itu, sebelum memulai menghafal perlu diperhatikan hal-hal berikut ini sebagai langkah awal memantapkan jiwa, yaitu:

  • Keinginan yang tulus dan niat yang kuat untuk menghafal Al-Qur’an
  • Pelajari aturan-aturan membaca Al-Qur’an di bawah bimbingan seorang guru yang mempelajari dan mengetahui dengan baik aturan aturan tersebut.
  • Terus bertekad memiliki keyakinan untuk menghafal Al-Qur’an setiap hari, yaitu dengan menjadikan hafalan sebagai wirid harian, dan hendaklah permulaannya bersifat sederhana mulai menghafal ayat-ayat pendek, satu ayat, dua ayat, dan seterusnya. Setelah itu memperluas hafalan, mungkin dengan menghafal satu halaman, di sertai memilih waktu yang sesuai untuk menghafal.
  • Mengulang hafalan yang telah dilakukan sebelum melanjutkan hafalan selanjutnya disertai dengan kesinambungan.
  • Niat dalam menghafal dan mendalalami selayakanya di niatkan demi mencari ridlo Alloh SWT bukan untuk tujuan dunia.
  • Mengerjakan apa yang ada dalam Al-Qur’an, baik urusan-urusan kecil maupun yang besar dalam kehidupan.
  • Ketika Allah SWT memberi petunjuk kepada kita, maka kita wajib mengajarkannya kepada orang lain.

EVALUASI PROGRAM TAHFIZ

A. Tujuan Evaluasi

Pada dasarnya  kegiatan mengevaluasi adalah melakukan proses identifikasi untuk mengukur/ menilai apakah suatu kegiatan atau program yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan atau tujuan yang ingin dicapai.

Evaluasi sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang kehidupan manusia sehingga meningkatkan efektivitas dan produktivitas, baik dalam lingkup individu, kelompok, maupun lingkungan kerja. Adapun beberapa informasi yang didapatkan dari proses evaluasi adalah sebagai berikut:

  • Tingkat kemajuan suatu kegiatan.
  • Tingkat pencapaian suatu kegiatan sesuai dengan tujuannya.
  • Hal-hal yang harus dilakukan di masa mendatang.

B. Rancangan Evaluasi

  1. Evaluasi mingguan
    Evaluasi ini bertujuan untuk melihat kinerja guru tahfiz dalam menjalankan proses pembelajaran dan melihat perkembangan siswa terkait dengan pembelajaran tahfiz. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam evaluasi mingguan antara lain:

    Melakukan pengecekan ke kelas terkait dengan kegiatan tahfiz berjalan atau tidak
  • Melakukan pengecekan kartu kendali hafalan siswa tercapai atau tidak per kolomnya.
  • Melakukan pengecekan kartu kendali muraja’ah siswa berjalan atau tidak
  • Melakukan pendataan siswa yang tidak mencapai target hafalan mingguan dan tidak melaksanakan muraja’ah kemudian mengevaluasi dan mencari solusinya.
  • Evaluasi Bulanan
  • Melakukan pengecekan kartu kendali siswa tercapai atau tidak
  • Melakukan pendataan siswa yang tidak mencapai target hafalan dalam 1 bulan pembelajaran.
  • Melakukan rapat dengan guru tahfizh terkait dengan program tahfiz serta mendiskusikan persoalan-persoalan yang muncul selama 1 bulan pembelajaran.
  • Membuat laporan evaluasi dan menyerahkannya kepada pimpinan Unit di perguruan Al Azhar Medan.

    2. Evaluasi Tengah Semester

  • Melakukan pengecekan kartu kendali siswa tercapai atau tidak
  • Melakukan pengecekan kartu kendali siswa setoran per surah berjalan atau tidak
  • Melakukan pendataan siswa yang tidak mencapai target hafalan
  • Melakukan Ujian Tengah Semester Tahfiz kepada siswa dengan menentukan materi yang akan diujiankan terlebih dahulu.
  • Melakukan rapat evaluasi terkait semua kegiatan tahfiz dan melaporkan hasil rapat kepada pimpinan.

     3. Evaluasi Semester

  • Melakukan pengecekan kartu kendali siswa untuk 1 juz tercapai atau tidak
  • Melakukan pengecekan semua kartu kendali siswa, yaitu kartu kendali setoran hafalan baru, kartu kendali setoran per surah, kartu kendali setoran per ½ Juz dan kartu muraja’ah berjalan atau tidak.
  • Melakukan pendataan siswa yang tidak mencapai target hafalan
  • Memberikan sanksi kepada siswa yang tidak mencapai target hafalan
  • Melakukan Ujian Semester Tahfiz bagi siswa dengan menghadirkan kedua orangtua siswa.
  • Melakukan rapat evaluasi terkait semua kegiatan tahfizh dan melaporkan hasil rapat kepada pimpinan.

Open chat
Butuh bantuan?
Assalamu'alaikum
Apakah ada yang bisa kami bantu?